Ketika saya
pertama kali mengetahui tentang MBTI, saya coba salah satu tes online gratis,
seperti yang dilakukan kebanyakan orang. Cukup mengejutkan, sebagai remaja, itu
benar-benar mematok saya. (Saya kemudian bertanya-tanya, beralih ke jenis yang
berbeda, tetapi kemudian akhirnya kembali ke tipe yang semula saya kira)
Sayangnya, tidak semua orang begitu kejadiannya. Orang-orang mengambil tes yang
berbeda dan mendapatkan beberapa tipe yang berbeda sepanjang waktu, dan
kemudian berakhir di komunitas online MBTI yang menanyakan apa artinya semua
itu. Saya akan menjawab pertanyaan itu sekarang: banyak alat tes ini
menyebalkan dan tidak menyajikan deteksi yang akurat!
Penggemar pemula MBTI cenderung terlalu yakin untuk
mempercayai hasil tes, dan akhirnya menjadi
bingung ketika hasil tes bertentangan satu sama lain atau bertentangan dengan
firasat mereka tentang orang lain. Haruskah Anda mempertimbangkan
hasilnya? Tentu. Jelas bukan hal yang buruk untuk mengecek diri sendiri, tetapi
jangan mencoba memaksakan sesuatu agar cocok ke diri Anda, bukan hanya karena
tes memberi Anda beberapa hasil yang meleset. Kebanyakan online test tersebut jauh dari sempurna.
Kenapa begitu? Beginilah alasannya ...
1. Kebanyakan pertanyaan
pada angket test itu pada dasarnya
cacat
Anda nyaman di tempat atau suasana yang
ramai? Anda punya banyak teman dekat? Sistem tes rata-rata langsung menilai
Anda Extrovert, tetapi bagaimana jika
tidak? Bagaimana jika Anda adalah seorang introvert yang kebetulan tinggal di
kota sepanjang hidup Anda? Peluangnya adalah kerumunan & keramaian mungkin
tidak mengganggu Anda, dan Anda bahkan mungkin merasa aneh jika dalam keadaan
tidak ada orang sama sekali. Lanjut, mengapa hanya orang ekstrovert yang dapat memiliki banyak
teman? Bagaimana jika Anda adalah orang
dewasa yang sudah memiliki waktu yang cukup untuk menetap dalam kelompok sosial
dan sebagian besar dari orang-orang itu telah menjadi teman Anda? Apakah ini berarti Anda menjadi ekstrovert
dari waktu ke waktu? Tidak, justru
ini menandakan cacat cara perancangan tes sebagai instrumen deteksi tipe.
Bukannya mendeteksi kalau Anda memang dominannya fungsi ekstrovert, mereka
malah sodorkan pernyataan yang isinya stereotip terkait ekstrovert dan apakah
Anda setuju atau tidak setuju. Kelemahan yang sama ditemukan dengan semua aspek
dikotomi: E / I, S / N, T / F, P / J tersebut. Anda punya belas kasih di dalam
diri Anda? Bagus! Anda seorang perasa (Feeler).
Bagaimana dengan pemikiran abstrak atau lamunan? Kalau Anda jawab YA berarti
Anda seorang yang iNtuitive atau iNtuition. Lalu Anda tidak menunggu
sampai menit terakhir untuk menyelesaikan sesuatu? Tes online mungkin akan
menilai Anda seorang Judger. Tes-tes
ini mengajukan pertanyaan yang pada dasarnya cacat.
2. Orang yang membuat
sistem online test ini mengandalkan
stereotip
Nyatanya Sensor dapat menjadi kreatif. Perceivers dapat jadi orang yang teratur.
Judgers dapat tidak terorganisir.
Pemikir dewasa memperhitungkan perasaan orang lain. Jangan lupakan hal itu! Seharusnya orang
paham kalau dibalik MBTI adalah tentang proses mental internal kita dan
bagaimana kita berinteraksi dengan dunia luar. Tes terkadang mencoba
mengaitkan tindakan atau kemampuan tertentu dengan jenis tertentu, dan itu
secara hakikinya cacat. Misalnya, kreativitas dan kemampuan artistik cenderung
dikaitkan dengan N atau F. Dengan kata lain, seorang tipe ST yang jelas-jelas “artistik”
otomatis “tidak dianggap keberadaannya”. Stereotip yang merajalela di komunitas
MBTI diakibatkan dari informasi yang salah. Mungkinkah stereotip itu muncul
karena konstruksi pertanyaan test yang ada ataukah karena penjelasan dari pihak
pembuat online test-nya? Sulit untuk menentukannya,
tetapi nyatanya keduanya sering kali berbarengan.
3. Kebanyakan tes ini
fokus pada kasus kondisi yang ekstrem
Penulis asli dari artikel ini seorang ISTP
yang benar-benar ISTP, tetapi pada suatu waktu, sebelum saya memahami fungsi kognitif,
saya mulai bertanya-tanya apakah saya seorang ISTJ. Mengapa? Karena saya tidak
pernah bergaya “casual unorganized”
yang berantakan, kurang teratur distereotipkan kepada Perceivers. Saya dibesarkan dalam lingkungan yang relatif
terstruktur, dengan kata lain, saya menjadi agak terstruktur dan disiplin. Saya
bukan tipe orang yang menunggu sampai menit terakhir untuk mulai mengerjakan
sesuatu yang penting. (Aku benar-benar belajar untuk ujian terlebih dahulu
sehingga aku tidak perlu menumpuk semua kesibukan dan belajar sistem kebut semalam
seperti banyak teman kuliahku. Aku menghargai waktu tidurku.>.>) ISTJ asli
atau pengguna Te sebenarnya lebih terorganisir dalam hal ini, dan saya pernah
merasa seperti ada kekacauan kalau saya dibandingkan.
4. Kebanyakan online test tidak
meninjau fungsi kognitif
Memang ada beberapa tes di luar sana
yang diadakan, beginilah kebanyakan yang terjadi Tapi bagaimanapun, saya akan
memberi Anda sebuah contoh mengapa ini penting. Ketertiban dan struktur selalu
dikaitkan dengan Judger type. Pada
kenyataannya, tatanan dan struktur lebih spesifik merupakan tanda fungsi Te,
dan mungkin kombinasi Si juga karena Si membutuhkan konsistensi dan kehandalan.
Sementara itu mungkin mencakup SFJ, dan TJ, itu meninggalkan NFJ, yang mungkin
tentang secara alami tidak terstruktur seperti Perceivers. Plus, jika hanya beberapa jawaban yang salah memberi hasil
tipe J dan bukan P, tes-tes ini hanya menghasilkan deteksi tipe seseorang
dengan hasil yang meleset. Sebagai contoh, sebuah ENTJ dan ENTP tidak ada
kesamaan fungsi dan tipe kepribadian yang sangat berbeda. Ini adalah bagian
dari alasan beberapa orang mengikuti tes dan kemudian membaca penjelasan untuk tipe
yang mereka dapatkan dan justru keseluruhan isinya tak menjelaskan dirinya
sedikitpun!
5. Orang gagal memahami diri mereka sendiri atau malah mengalami bias
Jelas, ini
bukan masalah dengan tes, tetapi beberapa orang sangat bergumul melihat diri
mereka apa adanya. Ada beberapa alasan mengapa. Pertama, ada banyak orang condong punya pandangan
palsu tentang diri mereka sendiri.
Orang macam ini melihat diri mereka dengan anggapan tertentu, dan kadang ada
orang menolak mengenali kekurangan mereka atau bagian dari diri mereka yang
membuat mereka malu. Orang macam ini percaya kalau mereka seharusnya lebih
mengesankan dibanding.
Selain itu,
mengajukan pertanyaan tentang apakah Anda berpikir Anda logis, atau ramah, atau
banyak akal hanya memicu salah deteksi tipe (mis-typing) karena itu akan dipengaruhi oleh peserta tes yang punya
bias kognitif terhadap diri mereka sendiri. Tentu saja saya ingin menganggap
diri saya logis, baik, dan banyak akal. Jadi tes menerima respons angket dari
orang dan skor Anda T untuk menjadi logis, F untuk menjadi baik, dan N untuk
menjadi serba bisa. Fenomena ini sebenarnya secara hakikinya cacat jika berfokus
pada sifat-sifat apa yang Anda pikir Anda miliki bukannya berfokus pada cara
atau kecondongan berpikir mental Anda. Sebagian besar bias bisa dihilangkan jika
pertanyaan yang diajukan mencari tahu bagaimana pendekatan Anda terhadap masalah
bukannya bertanya apakah Anda logis, baik, atau banyak akal.
Kedua, ada potensi
orang yang membandingkan diri dengan orang lain. Ini tidak selalu berdampak
buruk kalau dilakukan dengan benar. Membandingkan diri Anda dengan orang lain
dapat memberi Anda perspektif yang utuh dan mengurangi bias tentang diri Anda.
Namun, jika Anda hanya berada di sekitar orang yang sama, ini akan menjadi
bumerang. Kembali ke contoh pengalaman ISTP seperti saya di bagian sebelumnya.
Saya ada dalam anggota keluarga saya yang mayoritas relatif terorganisir dan
terstruktur .. tetapi sebagian besar anggota keluarga saya (pada waktu itu)
mengalami kekacauan... Ketika Anda tinggal bersama keluarga, terkadang sulit
untuk memisahkan siapa Anda sebenarnya dan apa pengaruhnya lingkungan terhadap
Anda. Saya tahu bahwa pola dan perilaku saya sedikit berubah ketika saya tahu
saya akan benar-benar sendirian dan punya kebebasan penuh untuk melakukan
sesukaku. Kebanyakan orang, apakah mereka mau mengakuinya atau tidak, memang
mengubah perilaku mereka dengan taraf tertentu di sekitar orang lain.
Alasan
ketiga, ketika ada beberapa orang berpersepsi sama, kadang kita menerima
perspektif mereka tentang siapa kita = kenyataan diri kita. Contoh: mereka anggap
saya jahat jadi saya pasti jahat. (Kemudian Anda shock ketika seorang lainnya bilang Anda "manis". Ini
dari kisah nyata.) Sayangnya, “hukum kesan pertama” dapat mengacaukan kita jika
kita sudah mengenal seseorang untuk waktu yang lama dan orangnya benar-benar
mengelola diri menuju perubahan.
6. Orang terkadang menjawab berbeda karena suasana hati / mood
Saya ingin mengatakan bahwa masalah ini
mungkin terutama masalah tipe Feeler,
tetapi saya tidak bisa mengatakannya dengan pasti. Pada dasarnya, seorang
introvert yang biasanya cukup introvert mungkin merasa kesepian suatu hari, dan
saat menjawab semua pertanyaan malah seolah seperti seorang ekstrovert. Saya
yakin Anda dapat bayangkan skenario kemungkinan lainnya. Secara teknis, suasana
hati seharusnya tidak memengaruhi jawaban seseorang. Pertanyaan harus dijawab
dengan cara yang biasanya Anda pikirkan, tetapi ... Saya kira orang tidak
selalu menyadari hal ini, kan? Sekali
lagi saya katakan semua cacat itu bisa hilang jika tes lebih berfokus pada
fungsi kognitif yang Anda gunakan. Misalnya, untuk mendeteksi dominan Si,
dari tanda Si akan selalu menghargai keselamatan dan keamanan terlepas dari apa
yang mereka rasakan di hari itu, jadi jika Anda mengikuti tes yang tepat, itu
akan mendeteksi Anda seorang ISxJ terlepas dari bagaimanapun suasana hati Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar