Sabtu, 06 Juni 2020

6 Alasan Tes Online MBTI Berisiko Berdampak Buruk bagi Anda


Ketika saya pertama kali mengetahui tentang MBTI, saya coba salah satu tes online gratis, seperti yang dilakukan kebanyakan orang. Cukup mengejutkan, sebagai remaja, itu benar-benar mematok saya. (Saya kemudian bertanya-tanya, beralih ke jenis yang berbeda, tetapi kemudian akhirnya kembali ke tipe yang semula saya kira) Sayangnya, tidak semua orang begitu kejadiannya. Orang-orang mengambil tes yang berbeda dan mendapatkan beberapa tipe yang berbeda sepanjang waktu, dan kemudian berakhir di komunitas online MBTI yang menanyakan apa artinya semua itu. Saya akan menjawab pertanyaan itu sekarang: banyak alat tes ini menyebalkan dan tidak menyajikan deteksi yang akurat!
Penggemar pemula MBTI cenderung terlalu yakin untuk mempercayai hasil tes, dan akhirnya menjadi bingung ketika hasil tes bertentangan satu sama lain atau bertentangan dengan firasat mereka tentang orang lain. Haruskah Anda mempertimbangkan hasilnya? Tentu. Jelas bukan hal yang buruk untuk mengecek diri sendiri, tetapi jangan mencoba memaksakan sesuatu agar cocok ke diri Anda, bukan hanya karena tes memberi Anda beberapa hasil yang meleset. Kebanyakan online test tersebut jauh dari sempurna.

Kenapa begitu? Beginilah alasannya ...

1.   Kebanyakan pertanyaan pada angket test itu pada dasarnya cacat

Anda nyaman di tempat atau suasana yang ramai? Anda punya banyak teman dekat? Sistem tes rata-rata langsung menilai Anda Extrovert, tetapi bagaimana jika tidak? Bagaimana jika Anda adalah seorang introvert yang kebetulan tinggal di kota sepanjang hidup Anda? Peluangnya adalah kerumunan & keramaian mungkin tidak mengganggu Anda, dan Anda bahkan mungkin merasa aneh jika dalam keadaan tidak ada orang sama sekali. Lanjut, mengapa hanya orang ekstrovert yang dapat memiliki banyak teman? Bagaimana jika Anda adalah orang dewasa yang sudah memiliki waktu yang cukup untuk menetap dalam kelompok sosial dan sebagian besar dari orang-orang itu telah menjadi teman Anda? Apakah ini berarti Anda menjadi ekstrovert dari waktu ke waktu? Tidak, justru ini menandakan cacat cara perancangan tes sebagai instrumen deteksi tipe. Bukannya mendeteksi kalau Anda memang dominannya fungsi ekstrovert, mereka malah sodorkan pernyataan yang isinya stereotip terkait ekstrovert dan apakah Anda setuju atau tidak setuju. Kelemahan yang sama ditemukan dengan semua aspek dikotomi: E / I, S / N, T / F, P / J tersebut. Anda punya belas kasih di dalam diri Anda? Bagus! Anda seorang perasa (Feeler). Bagaimana dengan pemikiran abstrak atau lamunan? Kalau Anda jawab YA berarti Anda seorang yang iNtuitive atau iNtuition. Lalu Anda tidak menunggu sampai menit terakhir untuk menyelesaikan sesuatu? Tes online mungkin akan menilai Anda seorang Judger. Tes-tes ini mengajukan pertanyaan yang pada dasarnya cacat.

2.   Orang yang membuat sistem online test ini mengandalkan stereotip

Nyatanya Sensor dapat menjadi kreatif. Perceivers dapat jadi orang yang teratur. Judgers dapat tidak terorganisir. Pemikir dewasa memperhitungkan perasaan orang lain. Jangan lupakan hal itu! Seharusnya orang paham kalau dibalik MBTI adalah tentang proses mental internal kita dan bagaimana kita berinteraksi dengan dunia luar. Tes terkadang mencoba mengaitkan tindakan atau kemampuan tertentu dengan jenis tertentu, dan itu secara hakikinya cacat. Misalnya, kreativitas dan kemampuan artistik cenderung dikaitkan dengan N atau F. Dengan kata lain, seorang tipe ST yang jelas-jelas “artistik” otomatis “tidak dianggap keberadaannya”. Stereotip yang merajalela di komunitas MBTI diakibatkan dari informasi yang salah. Mungkinkah stereotip itu muncul karena konstruksi pertanyaan test yang ada ataukah karena penjelasan dari pihak pembuat online test-nya? Sulit untuk menentukannya, tetapi nyatanya keduanya sering kali berbarengan.

3.   Kebanyakan tes ini fokus pada kasus kondisi yang ekstrem

Penulis asli dari artikel ini seorang ISTP yang benar-benar ISTP, tetapi pada suatu waktu, sebelum saya memahami fungsi kognitif, saya mulai bertanya-tanya apakah saya seorang ISTJ. Mengapa? Karena saya tidak pernah bergaya “casual unorganized” yang berantakan, kurang teratur distereotipkan kepada Perceivers. Saya dibesarkan dalam lingkungan yang relatif terstruktur, dengan kata lain, saya menjadi agak terstruktur dan disiplin. Saya bukan tipe orang yang menunggu sampai menit terakhir untuk mulai mengerjakan sesuatu yang penting. (Aku benar-benar belajar untuk ujian terlebih dahulu sehingga aku tidak perlu menumpuk semua kesibukan dan belajar sistem kebut semalam seperti banyak teman kuliahku. Aku menghargai waktu tidurku.>.>) ISTJ asli atau pengguna Te sebenarnya lebih terorganisir dalam hal ini, dan saya pernah merasa seperti ada kekacauan kalau saya dibandingkan.

4.   Kebanyakan online test tidak meninjau fungsi kognitif

Memang ada beberapa tes di luar sana yang diadakan, beginilah kebanyakan yang terjadi Tapi bagaimanapun, saya akan memberi Anda sebuah contoh mengapa ini penting. Ketertiban dan struktur selalu dikaitkan dengan Judger type. Pada kenyataannya, tatanan dan struktur lebih spesifik merupakan tanda fungsi Te, dan mungkin kombinasi Si juga karena Si membutuhkan konsistensi dan kehandalan. Sementara itu mungkin mencakup SFJ, dan TJ, itu meninggalkan NFJ, yang mungkin tentang secara alami tidak terstruktur seperti Perceivers. Plus, jika hanya beberapa jawaban yang salah memberi hasil tipe J dan bukan P, tes-tes ini hanya menghasilkan deteksi tipe seseorang dengan hasil yang meleset. Sebagai contoh, sebuah ENTJ dan ENTP tidak ada kesamaan fungsi dan tipe kepribadian yang sangat berbeda. Ini adalah bagian dari alasan beberapa orang mengikuti tes dan kemudian membaca penjelasan untuk tipe yang mereka dapatkan dan justru keseluruhan isinya tak menjelaskan dirinya sedikitpun!

5.   Orang gagal memahami diri mereka sendiri atau malah mengalami bias

Jelas, ini bukan masalah dengan tes, tetapi beberapa orang sangat bergumul melihat diri mereka apa adanya. Ada beberapa alasan mengapa. Pertama, ada banyak orang condong punya pandangan palsu tentang diri mereka sendiri. Orang macam ini melihat diri mereka dengan anggapan tertentu, dan kadang ada orang menolak mengenali kekurangan mereka atau bagian dari diri mereka yang membuat mereka malu. Orang macam ini percaya kalau mereka seharusnya lebih mengesankan dibanding.
Selain itu, mengajukan pertanyaan tentang apakah Anda berpikir Anda logis, atau ramah, atau banyak akal hanya memicu salah deteksi tipe (mis-typing) karena itu akan dipengaruhi oleh peserta tes yang punya bias kognitif terhadap diri mereka sendiri. Tentu saja saya ingin menganggap diri saya logis, baik, dan banyak akal. Jadi tes menerima respons angket dari orang dan skor Anda T untuk menjadi logis, F untuk menjadi baik, dan N untuk menjadi serba bisa. Fenomena ini sebenarnya secara hakikinya cacat jika berfokus pada sifat-sifat apa yang Anda pikir Anda miliki bukannya berfokus pada cara atau kecondongan berpikir mental Anda. Sebagian besar bias bisa dihilangkan jika pertanyaan yang diajukan mencari tahu bagaimana pendekatan Anda terhadap masalah bukannya bertanya apakah Anda logis, baik, atau banyak akal.
Kedua, ada potensi orang yang membandingkan diri dengan orang lain. Ini tidak selalu berdampak buruk kalau dilakukan dengan benar. Membandingkan diri Anda dengan orang lain dapat memberi Anda perspektif yang utuh dan mengurangi bias tentang diri Anda. Namun, jika Anda hanya berada di sekitar orang yang sama, ini akan menjadi bumerang. Kembali ke contoh pengalaman ISTP seperti saya di bagian sebelumnya. Saya ada dalam anggota keluarga saya yang mayoritas relatif terorganisir dan terstruktur .. tetapi sebagian besar anggota keluarga saya (pada waktu itu) mengalami kekacauan... Ketika Anda tinggal bersama keluarga, terkadang sulit untuk memisahkan siapa Anda sebenarnya dan apa pengaruhnya lingkungan terhadap Anda. Saya tahu bahwa pola dan perilaku saya sedikit berubah ketika saya tahu saya akan benar-benar sendirian dan punya kebebasan penuh untuk melakukan sesukaku. Kebanyakan orang, apakah mereka mau mengakuinya atau tidak, memang mengubah perilaku mereka dengan taraf tertentu di sekitar orang lain.
Alasan ketiga, ketika ada beberapa orang berpersepsi sama, kadang kita menerima perspektif mereka tentang siapa kita = kenyataan diri kita. Contoh: mereka anggap saya jahat jadi saya pasti jahat. (Kemudian Anda shock ketika seorang lainnya bilang Anda "manis". Ini dari kisah nyata.) Sayangnya, “hukum kesan pertama” dapat mengacaukan kita jika kita sudah mengenal seseorang untuk waktu yang lama dan orangnya benar-benar mengelola diri menuju perubahan.

6.   Orang terkadang menjawab berbeda karena suasana hati / mood

Saya ingin mengatakan bahwa masalah ini mungkin terutama masalah tipe Feeler, tetapi saya tidak bisa mengatakannya dengan pasti. Pada dasarnya, seorang introvert yang biasanya cukup introvert mungkin merasa kesepian suatu hari, dan saat menjawab semua pertanyaan malah seolah seperti seorang ekstrovert. Saya yakin Anda dapat bayangkan skenario kemungkinan lainnya. Secara teknis, suasana hati seharusnya tidak memengaruhi jawaban seseorang. Pertanyaan harus dijawab dengan cara yang biasanya Anda pikirkan, tetapi ... Saya kira orang tidak selalu menyadari hal ini, kan? Sekali lagi saya katakan semua cacat itu bisa hilang jika tes lebih berfokus pada fungsi kognitif yang Anda gunakan. Misalnya, untuk mendeteksi dominan Si, dari tanda Si akan selalu menghargai keselamatan dan keamanan terlepas dari apa yang mereka rasakan di hari itu, jadi jika Anda mengikuti tes yang tepat, itu akan mendeteksi Anda seorang ISxJ terlepas dari bagaimanapun suasana hati Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar